Home / Teknologi / Tiga Guru Besar Baru Resmi Perkuat PENS, Dorong Riset Unggulan dan Inovasi Berkelanjutan

Tiga Guru Besar Baru Resmi Perkuat PENS, Dorong Riset Unggulan dan Inovasi Berkelanjutan

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) resmi menambah kekuatan akademiknya dengan mengukuhkan tiga guru besar baru pada Rabu (17/9/2025). Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat di Auditorium Gedung Pascasarjana Terapan PENS, disaksikan ratusan undangan dari kalangan akademisi, pejabat kampus, mitra industri, serta keluarga besar PENS.

Acara pengukuhan ini menjadi momentum penting bagi PENS untuk meneguhkan posisi sebagai kampus vokasi unggulan yang berorientasi pada riset dan inovasi teknologi terapan, sekaligus menunjukkan keseriusan kampus dalam mendorong lahirnya pemikir, peneliti, dan inovator baru dari dunia pendidikan vokasi Indonesia.


🌟 Tiga Sosok Baru di Puncak Akademik PENS

Tiga nama yang resmi dikukuhkan sebagai guru besar adalah:

  • Prof. Dr. I Gede Puja Astawa, S.T., M.T.
    Guru Besar Kepakaran Komunikasi Nirkabel Multi Antena.
  • Prof. Riyanto Sigit, S.T., M.Kom., Ph.D.
    Guru Besar Kepakaran Pengolahan Citra Medis (Medical Image Processing).
  • Prof. Tri Harsono, S.Si., M.Kom., Ph.D.
    Guru Besar Kepakaran Pemodelan dan Simulasi (Modeling and Simulation).

Ketiganya menambah daftar panjang ilmuwan dan peneliti andalan di PENS, yang kini memiliki total 16 guru besar aktif di berbagai bidang keilmuan strategis.


📣 Pidato Direktur PENS: Guru Besar Bukan Sekadar Gelar

Direktur PENS, Arif Irwansyah, dalam sambutannya menegaskan bahwa kehadiran guru besar bukan hanya pengakuan akademis, tetapi juga amanah besar untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa.

“Kampus tidak boleh hanya jadi menara gading. Keberadaan guru besar harus mendorong lahirnya inovasi yang bermanfaat langsung, yang menjawab masalah nyata di masyarakat. Riset harus berdampak,” ujar Arif.

Ia menambahkan, PENS menargetkan agar setiap guru besar mampu menjadi motor penggerak kolaborasi lintas sektor — dari industri, pemerintah, hingga kampus luar negeri — untuk memperluas jangkauan riset sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan vokasi Indonesia.


📡 Prof. Puja Astawa: Wujudkan Indonesia Sebagai Pengembang Teknologi

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. I Gede Puja Astawa menekankan bahwa pencapaian sebagai guru besar bukan akhir perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Ia menyoroti pentingnya membangun generasi muda yang tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pengembang.

“Komunikasi nirkabel adalah infrastruktur digital masa depan. Kita harus memperkuat riset ini agar Indonesia tidak terus bergantung pada teknologi luar. Kita bicara 5G, 6G, bahkan beyond 6G. Ini adalah ruang kita untuk membuktikan diri,” tegasnya.

Ia menilai, riset komunikasi nirkabel multi antena menjadi fondasi penting dalam membangun ekosistem teknologi masa depan, dari Internet of Things (IoT) hingga smart city.


🏥 Prof. Riyanto Sigit: Riset untuk Kesehatan yang Lebih Baik

Berbeda fokus, Prof. Riyanto Sigit membawa semangat untuk memajukan dunia kesehatan lewat teknologi. Ia menyampaikan bahwa riset pengolahan citra medis (medical image processing) memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

“Bayangkan teknologi yang bisa mendeteksi penyakit lebih awal hanya dari citra medis. Ini bukan hanya mempercepat diagnosis, tetapi juga bisa menyelamatkan banyak nyawa. Itulah arah riset yang kami dorong,” jelasnya.

Menurutnya, kolaborasi antara kampus, rumah sakit, dan industri teknologi kesehatan akan menjadi kunci agar hasil riset bisa langsung diterapkan di dunia medis.


💻 Prof. Tri Harsono: Pemodelan dan Simulasi untuk Semua Bidang

Sementara itu, Prof. Tri Harsono menegaskan bahwa bidang pemodelan dan simulasi (modeling and simulation) yang ia tekuni dapat menjadi dasar bagi riset lintas bidang — mulai dari teknologi, pendidikan, ekonomi, hingga sosial.

“Pemodelan memungkinkan kita memahami realitas kompleks dan mengujinya secara virtual sebelum diimplementasikan di dunia nyata. Ini menghemat biaya, waktu, dan risiko,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pemodelan dan simulasi berperan penting dalam pengambilan keputusan strategis, baik di industri maupun kebijakan publik, karena memberikan gambaran berbasis data dan bukti ilmiah.


🤝 Misi Kolaborasi: Menyatukan Akademisi, Industri, dan Pemerintah

Ketiga guru besar sepakat bahwa langkah ke depan bukan hanya memperkuat riset individu, tetapi memperluas jejaring kolaborasi dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. Tujuannya agar hasil penelitian mereka tidak berhenti di jurnal ilmiah, melainkan bisa diterjemahkan menjadi produk, layanan, dan kebijakan yang bermanfaat nyata.

PENS pun berkomitmen untuk terus mendukung lahirnya ekosistem riset yang produktif, mulai dari fasilitas laboratorium, skema pendanaan, hingga akses kemitraan industri dan pemerintah.


🏫 PENS Pertegas Diri Sebagai Kampus Vokasi Unggulan

Pengukuhan tiga guru besar baru ini menjadi tonggak penting dalam sejarah PENS. Dalam satu dekade terakhir, kampus ini berhasil mencetak berbagai inovasi, menjuarai kompetisi teknologi tingkat nasional dan internasional, serta menjadi rujukan pengembangan pendidikan vokasi di Asia Tenggara.

Dengan bertambahnya jumlah guru besar, PENS memperkuat posisinya sebagai perguruan tinggi vokasi riset yang mampu menghasilkan teknologi aplikatif dan berdampak langsung bagi masyarakat.


📌 Catatan redaksi:
Pengukuhan tiga guru besar baru ini bukan hanya menandai keberhasilan individu, melainkan menegaskan arah besar PENS sebagai kampus vokasi yang menggabungkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian dalam satu tarikan napas. Indonesia menaruh harapan besar pada lahirnya inovasi teknologi dari kampus-kampus vokasi — dan PENS telah membuktikan diri berada di jalur yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *