Jakarta, 15 September 2025 — Masyarakat Indonesia masih menyimpan keraguan terhadap Polri — dan SETARA Institute mengingatkan satu hal yang tak boleh ditunda: transformasi Polri adalah prasyarat mendesak untuk memulihkan kepercayaan publik.
🔍 Kenapa Transformasi Polri Begitu Penting?
Peneliti HAM dan reformasi keamanan SETARA Institute, Ikhsan Yosarie, menyebut bahwa berbagai insiden terakhir — terutama terkait penggunaan kekerasan berlebihan oleh aparat saat demonstrasi — menunjukkan bahwa persoalan lama terus terulang. Kultur aparat yang represif, lemahnya kontrol internal, serta rendahnya akuntabilitas dianggap masih menjadi hambatan besar.
Menurut SETARA, publik sudah lelah dengan kasus-kasus #PercumaLaporPolisi, #NoJusticeNoPeace, dan lainnya yang muncul keras di media sosial. Mereka meminta adanya perubahan nyata agar kepercayaan bisa dibangun kembali secara tulus — bukan hanya lewat janji-janji.
🧱 Pilar Transformasi yang Diajukan SETARA
Dalam laporan yang dirilis, SETARA menyusun empat pilar besar yang menjadi fondasi dari transformasi Polri:
Pilar | Tujuan Utama |
---|---|
Demokratis & Humanis | Mengutamakan penghormatan HAM, inklusivitas, dan partisipasi publik dalam pengawasan. |
Integritas & Anti-Korupsi | Reformasi dalam penegakan hukum yang adil, bebas dari praktik KKN, dan memperkuat kepercayaan masyarakat. |
Proaktif & Modern | Polri yang bersih, cepat tanggap, transparan, serta mampu bersinergi menggunakan teknologi dan metode kekinian. |
Presisi & Transformatif | Perbaikan kualitas sumber daya manusia, tata kelola pendidikan Polri, dan aksi nyata agar perubahan terasa oleh publik. |
Dari keempat pilar itu, SETARA menyebut ada 12 agenda transformasi yang perlu dijalankan secara bertahap dan terukur agar transformasi tak hanya jadi slogan.
⚠️ Tantangan yang Perlu Dihadapi
- Citra negatif yang sudah mengakar
Banyak warga telah melihat Polri sebagai institusi yang tak konsisten dalam menegakkan hukum — kadang represif, kadang sulit didekati. Memperbaiki citra bukan hal mudah. - Budaya internal & sistem yang kompleks
Reformasi tak bisa hanya mengganti figur atau kebijakan bagian luar; ia harus menyentuh budaya kerja, mentalitas, dan sistem pengawasan internal. - Ekspektasi publik yang tinggi
Publik menuntut perubahan cepat dan nyata. Jika terlambat atau hanya sebatas retorika, risiko kekecewaan dan kritik akan makin tajam.
🎯 Harapan dari Transformasi
Ikhsan Yosarie dan SETARA yakin bahwa jika transformasi ini dijalankan dengan sungguh-sungguh:
- Kepercayaan publik terhadap Polri akan meningkat secara signifikan.
- Profesionalisme Polri bisa kembali, dan sektor keamanan bisa jadi lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
- Demokrasi dan supremasi sipil akan lebih terjamin bila Polri beroperasi secara demokratis-humanis dan akuntabel.
Kesimpulan
Transformasi Polri bukan pilihan — ia menjadi keharusan jika negara ingin memperkuat legitimasi institusi penegak hukum, menjaga rasa aman warganya, dan memastikan penegakan hukum tidak dikotori kekerasan atau kelalaian. Dengan empat pilar dan agenda yang sudah dipetakan, kini tinggal aksi nyata: seberapa cepat dan sungguh transformasi itu dijalankan agar janji tak hanya jadi harapan, tetapi realitas yang dirasakan publik.